thif-live.com

Ada Mossad, CIA, hingga Intel Rebus di Kedai Stepi Coffee

Ada Mossad hingga Intel Rebus di Kedai Stepi Coffee
Foto: Sudrajat

Jakarta -

Di kawasan Panglima Polim, ada coffee shop milik Direktur Eksekutif INSS. Interiornya didominasi buku-buku soal intelijen-pertahanan, lalu menunya juga diberi nama unik.

Selain memajang beberapa jenis kopi sebagai hiasan, kedai yang lokasinya cuma sepelemparan batu dari Stasiun MRT Blok A itu punya aura intelektual dominan. Sungguh menggoda para kutu buku dan mereka yang haus ilmu untuk berselancar memahami dunia intelijen-pertahanan.

Di sana antara lain terhidang deretan buku tentang intelijen dan terorisme, hingga biografi pemimpin dunia seperti Vladimir Putin dan Xi Jinping. Juga sejumlah poster yang mengulas tentang Operasi Badai Al-Aqsa: Konflik Hamas - Israel, Lesson Learned dalam Perang Rusia - Ukraina, Strategi Pertahanan Rusia - Ukraina, Roket Al-Qassam vs Iron Dome Shieldd, riwayat Perang Dunia I dan II, dan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nuansa intelijen dan pertahanan kian terasa kental begitu menyimak daftar menunya. Di sana antara lain tertulis Mossad Coffee (kopi susu gula aren), CIA Coffee (kopi hazelnut), atau Arab Spring's Coffe (special Arabica). Untuk makanan, selain nasi goreng, bebek dan lele kalasan, juga tersedia Intel Rebus (indomie, telur, dan sayuran). Juga tersedia aneka RPG (roti panggang) yang merupakan plesetan dari Ručnoj Protivotankovyj Granatomjët alias peluncur granat anti tank genggam.

ADVERTISEMENT
Ada Mossad hingga Intel Rebus di Kedai Stepi CoffeeInterior Kedai Stepi Coffee penuh dengan buku seputar intelijen dan pertahanan. Foto: Sudrajat

"Nama-nama itu kreasi ibu Stepi sebagai owner dan para staf di sini," kata Rohyim, 26 tahun, yang menjadi barista di Stepi Coffe House. "Buku-buku dan lainnya juga koleksi ibu Stepi," imbuh Rohyim yang pernah menjadi barista di Coffeco Roastery and Café dan klub di Hotel Jayakarta itu.

Dihubungi terpisah, Stepi Anriani membenarkan. "Saya pecinta buku dan suka minum kopi. Jadi saya ingin di satu tempat saya bisa dapat keduanya," kata Direktur Eksekutif INSS (Intelligence and National Security Studies) itu.

Semula kedai yang dibuka pada awal 2023 itu menggunakan brand waralaba 'Kopi dari Hati'. Setelah setahun dia memutuskan menggunakan nama pribadi. Lokasi persisnya di Rukan Grand Panglima Polim, Jakarta Selatan.

Pengajar di Sesko TNI, Lemhannas, serta KSI Universitas Indonesia itu membayangkan kehadiran Stepi Coffee House bisa menjadi semacam tempat singgah untuk kaum muda dan mereka yang ingin belajar bersama, berdiskusi, dan bukan sekadar tempat nongkrong.

"Jadi cocok banget buat para mahasiswa yang tengah menggarap paper, skripsi, atau tesis karena dapat memanfaatkan sejumlah buku referensi yang tersedia," paparnya.

Ia merujuk pengalaman dirinya yang pernah kesulitan untuk mengakses buku-buku pertahanan atau intelijen. Untuk pinjam malu, membeli harganya lumayan mahal. "Saya merasakan bagaimana susahnya buat baca buku-buku pertahanan dan intelijen saat kuliah dulu. Semoga buku-buku koleksi saya bisa bermanfaat dan kafe ini jadi titik temu atau ruang diskusi bagi komunitas intelijen dan pecinta pertahanan," paparnya.

Ada Mossad hingga Intel Rebus di Kedai Stepi CoffeeStepi Anriani, Direktur Eksekutif INSS (Intelligence and National Security Studies). (Foto: Istimewa)

Stepi tak menjawab saat ditanya sejak kapan mulai suka minum kopi dan berapa banyak dalam sehari. Namun dia menegaskan, kopi bukan sekedar minuman tapi sudah menjadi semacam "ritual harian" yang membuatnya bisa berpikir cepat dan produktif. "Jika kamu ingin berpikir mendalam, minumlah teh. Tapi jika ingin berpikir cepet, minumah kopi," tulisnya dalam unggahan di Unstagramnya.

Stepi mengaku paling suka racikan kopi mix blend antara Arabica (dari Aceh) dan robusta (Bondowoso), dan disajikan dengan caramel yang creamy dipadu selai kacang premium. "Menu ini saya buat sendiri dan dijual dengan nama "Stepi Signature" yang hanya ada di stepi coffee house," ujarnya berpromosi.

Selain aneka nasi goreng, roti bakar, dan mie, untuk makanan berat juga tersedia bebek dan lele kalasan. Semua dikirim langsung dari peternakan dan kolam ikan orang tua saya di Bogor. "Dijamin higienis, dan bumbu uleg sendiri," ujarnya.

(adr/adr)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat