thif-live.com

Terpopuler di Dunia, Kopi Arabika Ditemukan 600 Ribu Tahun Lalu

Kopi Tanpa Biji Kopi Diprediksi Bakal Jadi Tren di Masa Depan
Foto: Getty Images/Chattrawit phonsan

Jakarta -

Sebuah penelitian mengungkap bahwa jenis kopi arabika ternyata sudah ditemukan sejak ratusan tahun lalu. Ini tempat ditemukannya!

Kopi arabika merupakan jenis kopi terpopuler di dunia. Sekitar 60% dari total produk kopi dunia dibuat menggunakan biji dari spesies ini dan menjadi favorit banyak orang.

Kopi ini memiliki ciri khas tertentu pada karakteristiknya. Mulai dari aromanya yang wangi, rasanya sedikit asam, sedikit pahit, teksturnya halus, tapi kental di mulut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanaman jenis kopi ini biasanya tumbuh di daerah yang dingin dan sejuk. Rupanya, kopi arabika sudah ditemukan sejak 600.000 tahun yang lalu, lapor Food NDTV (18/04/24).

Menggiling biji kopiIlustrasi biji kopi. Foto: Getty Images/PeopleImages

Fakta tersebut diungkap oleh sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Genetics. Temuan ini menunjukkan bahwa arabika ditemukan di hutan Ethiopia.

ADVERTISEMENT

Para peneliti juga menemukan bahwa awal mula budidaya kopi arabika kemungkinan besar dimulai terutama di Yaman, sekitar tahu 1600-an.

"Biksu India Baba Budan diyakini telah menyelundupkan biji kopi keluar dari Yaman sekitar tahun 1600 dan mengembangkan kultivar arabika di India," ujar peneliti Victor Albert

Peneliti juga mengungkap bahwa jenis kopi ini rentan terhadap beberapa penyakit. Karenanya hanya dapat dibudidayakan di beberapa tempat di dunia.

Rasa kopi arabika dikatakan lebih manis dan lembut dibandingkan dengan jenis kopi lainnya. Selain itu, aromanya juga lebih kuat dan lebih khas.

Spesies kopi ini memiliki kandungan kafein yang lebih rendah dengan keasaman yang lebih tinggi. Uniknya, ini bisa mengurangi rasa pahit pada kopi.

Kopi Tanpa Biji Kopi Diprediksi Bakal Jadi Tren di Masa DepanBiji kopi arabika sudah ada sejak 600.000 tahun lalu. Foto: Getty Images/Chattrawit phonsan

Arabika terbentuk sebagai hibrida alami dari spesies Coffea canephora dan Coffea eugenioides. Menariknya, persilangan ini sudah ada sebelum ada manusia modern dan budidaya kopi.

"Kami telah menggunakan informasi pada tanaman yang hidup saat ini untuk kembali ke masa lalu dan memberikan gambaran paling akurat tentang sejarah panjang arabika," ujar peneliti Victor Albert.

Lebih lanjut, Victor Albert juga ingin menentukan bagaimana varietas budidaya modern saling terkait satu sama lain. Menurutnya, ini penting untuk diungkap.

"Pemahaman ini sangat penting untuk mengembangkan kultivar arabika baru yang lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim," tutur Victor Albert.

Misalnya, para peneliti menganalisis komposisi salah satu varietas arabika yang tahan terhadap penyakit dengan menyoroti kode genetiknya, sehingga bisa membantu melindungi tanaman kopi arabika.



Simak Video "Anjuran Kopi dan Teh Tak Dikonsumsi saat Sahur"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/adr)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat