thif-live.com

Hati-hati! Kopi Decaf Bisa Mengandung Bahan Pemicu Kanker

Ini Keistimewaan Kopi Decaf yang Minim Kandungan Kafein.
Foto: Getty Images

Jakarta -

Kopi decaf jadi alternatif untuk mereka yang sensitif akan kafein kopi. Namun hati-hati mengonsumsinya karena kopi decaf tengah jadi perbincangan terkait bahan pemicu kanker.

Kopi dinikmati sebagai minuman stimulan pendorong energi dan fokus, tapi tak semua orang dapat menikmati kopi. Mereka sensitif akan kandungan kafein pada kopi yang mungkin menimbulkan gejala seperti rasa gelisah, sakit kepala, hingga jantung berdebar.

Karenanya minum kopi decaf atau kopi minim kafein jadi pilihan. Minum jenis kopi ini dapat membuat seseorang menikmati aroma dan rasa kopi, tanpa merasakan efek samping kafein yang kuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kopi decaf pun sudah populer di pasaran. Namun baru-baru ini tengah jadi perbincangan hangat di Amerika Serikat.

Mengutip CNN (5/4), beberapa kelompok advokasi kesehatan di sana mengajukan petisi ke Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat (FDA). Mereka berharap FDA dapat melarang penggunaan bahan kimia spesifik yang terlibat dalam proses dekafeinasi karena memicu kanker.

ADVERTISEMENT
Ini Keistimewaan Kopi Decaf yang Minim Kandungan Kafein.Kopi decaf tengah jadi sorotan terkait bahaya penggunaan metilen klorida. Foto: Getty Images

Bahan kimia itu adalah metilen klorida yang sejak lama dikenal sebagai karsinogen, bahan yang memicu kanker. Dr. Maria Doa, perwakilan salah satu dari 5 kelompok advokasi kesehatan sudah mengajukan petisi terkait hal ini ke FDA sejak November 2023.

Doa menjelaskan selain memicu kanker, penggunaan metilen klorida juga memicu bahaya kesehatan seperti keracunan liver, bahkan dalam beberapa kasus memicu kematian.

Atas bahaya ini, Doa mengatakan, "Bahan kimia ini tidak dapat dan tidak boleh dianggap aman." Sementara itu FDA mengatakan pihaknya sedang meninjau petisi tersebut.

FDA sendiri memiliki peraturan yang memperbolehkan penggunaan metilen klorida sebagai pelarut untuk kopi tanpa kafein. Hanya saja mereka menetapkan bahwa "residu metilen klorida tidak boleh melebihi 10 bagian per juta (0,001%) pada kopi sangrai tanpa kafein dan ekstrak kopi larut tanpa kafein (kopi instan).

Meski begitu, Doa menganggap aturan itu sudah usang. Sebab sudah berlaku selama puluhan tahun. "Dan jelas sudah ketinggalan zaman," kata Doa.

Ia menambahkan. "Ada lebih banyak informasi mengenai toksisitas metilen klorida dan tingkat yang menyebabkan toksisitas ini."

Sementara itu, ahli gizi Monique Richard mengakui saat ini konsumsi kopi orang-orang memang semakin banyak. "Namun masih belum banyak penelitian yang jelas atau konklusif yang menyatakan bahwa mengonsumsi kopi dalam kadar residu secara spesifik akan menyebabkan kanker atau masalah lainnya," kata Richard.

Metilen klorida telah lama digunakan secara umum dalam industri kopi tanpa kafein, namun beberapa perusahaan telah menambahkan metode alternatif ke dalam teknologi mereka atau menghentikan penggunaannya sama sekali.

Coffee cup and beans on wooden table. Top view.Kalau mau lebih aman, pilih produk kopi decaf yang dibuat tanpa pelarut. Foto: iStock

Kalau mau lebih aman dan sambil menunggu hasil tinjauan FDA mengenai bahaya metilen klorida, kamu bisa melakukan beberapa hal saat memilih kopi decaf.

Doa mengatakan, cari produk dengan label seperti bebas pelarut, bersertifikat organik, atau melalui proses Swiss water.

Ahli gizi Richard menambahkan, "Sebagai konsumen, selalu lakukan riset. Cari tahu apa yang Anda bisa tentang perusahaan. Ajukan pertanyaan tersebut jika Anda dapat menghubungi hotline pelanggan di situs web mereka."

Pertimbangkan juga seberapa sering Anda minum kopi tanpa kafein, seberapa banyak, dan mengapa. "Jika Anda khawatir tentang hal itu dan Anda bingung, ada banyak pengganti minuman yang bebas kafein," kata Richard.

(adr/odi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat