thif-live.com

Turis di Bali Dihimbau Tak Minum Kopi Luwak, Ini Sebabnya

BALI, INDONESIA - NOVEMBER 12: A woman processes civet coffee beans in Bali, Indonesia on November 12, 2022. Kopi luwak, also called civet coffee, is a type of coffee sourced from the excrement of the Asian palm civet. Kopi luwak is a coffee that consists of partially digested coffee cherries, which have been eaten and defecated by the Asian palm civet. (Photo by Emin Sansar/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Emin Sansar/Anadolu Agency/Getty Images

Jakarta -

Kopi luwak dikenal sebagai kopi berharga mahal. Di Bali banyak penjual kopi luwak. Kini wisatawan dihimbau tak minum kopi luwak karena hal ini.

People for the Ethical Treatment of Animals atau Kelompok perlakuan Etis terhadap Satwa (PETA) memperingatkan agar wisatawan di Bali tidak mengonsumsi kopi luwak. Peringatan ini keluar setelah penyelidik merilis video proses produksi kopi luwak di Pulau Dewata.

Melansir dari CNBC International, peringatan tersebut dikeluarkan PETA setelah tim penyelidiknya menunjukkan "rekaman rahasia" terkait bagaimana proses biji luwak diambil dari kotoran musang luak alias luwak. Berdasarkan video tersebut, proses produksi biji kopi luwak disebut kejam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemandu wisata di Bali sering menyesatkan wisatawan dengan mengklaim bahwa kopi luwak diperoleh dari kotoran musang liar," ujar Wakil Presiden Senior PETA, Jason Baker, dikutip Sabtu (9/3/2024).

BALI, INDONESIA - NOVEMBER 12: A woman processes civet coffee beans in Bali, Indonesia on November 12, 2022. Kopi luwak, also called civet coffee, is a type of coffee sourced from the excrement of the Asian palm civet. Kopi luwak is a coffee that consists of partially digested coffee cherries, which have been eaten and defecated by the Asian palm civet. (Photo by Emin Sansar/Anadolu Agency via Getty Images)BALI, INDONESIA - NOVEMBER 12: A woman processes civet coffee beans in Bali, Indonesia on November 12, 2022. Kopi luwak, also called civet coffee, is a type of coffee sourced from the excrement of the Asian palm civet. Kopi luwak is a coffee that consists of partially digested coffee cherries, which have been eaten and defecated by the Asian palm civet. (Photo by Emin Sansar/Anadolu Agency via Getty Images) Foto: Emin Sansar/Anadolu Agency/Getty Images

"Namun, kenyataannya sebagian besar kopi ini adalah produk dari penangkaran luwak yang dipelihara dengan kondisi kejam di peternakan," lanjut Baker.

ADVERTISEMENT

Dalam video yang dirilis PETA menunjukkan, luwak dikurung di dalam kandang yang dipenuhi kotoran dan buah kopi yang membusuk. Bahkan, banyak luwak yang dilaporkan memiliki luka terbuka.

Menurut Baker, rekaman tersebut diperoleh dari "pekerjaan rahasia" yang dilakukan oleh penyelidik PETA di Desa Catur, Kabupaten Bangli, Bali. Baker menyebutkan, temuan ini bahkan bukan yang pertama kalinya.

Sebelumnya pada 2022, PETA juga menemukan musang Asia dikurung di penangkaran. Di penangkaran tersebut, musang diberi makan berupa buah kopi yang merupakan buah dari tanaman kopi. Biasanya, kopi dibuat dari biji buah ini.

Baker menyoroti masalah ini tidak hanya terjadi di Bali, tetapi juga di seluruh Indonesia dan negara-negara lain yang menyajikan kopi, khususnya kopi luwak.

"Tidak mungkin menghasilkan jumlah yang dibutuhkan untuk ekspor tanpa mengurung musang," kata Baker.

"Meskipun ada perhatian dan kecaman global, perlakuan tidak manusiawi dan tanpa perasaan terhadap makhluk hidup masih terus terjadi di industri ini," lanjutnya.

BALI, INDONESIA - NOVEMBER 12: A woman processes civet coffee beans in Bali, Indonesia on November 12, 2022. Kopi luwak, also called civet coffee, is a type of coffee sourced from the excrement of the Asian palm civet. Kopi luwak is a coffee that consists of partially digested coffee cherries, which have been eaten and defecated by the Asian palm civet. (Photo by Emin Sansar/Anadolu Agency via Getty Images)BALI, INDONESIA - NOVEMBER 12: A woman processes civet coffee beans in Bali, Indonesia on November 12, 2022. Kopi luwak, also called civet coffee, is a type of coffee sourced from the excrement of the Asian palm civet. Kopi luwak is a coffee that consists of partially digested coffee cherries, which have been eaten and defecated by the Asian palm civet. (Photo by Emin Sansar/Anadolu Agency via Getty Images) Foto: Emin Sansar/Anadolu Agency/Getty Images

Menurut Baker, ada banyak hal yang bisa dinikmati dari kopi di Indonesia. Namun, ia menegaskan, proses kejam yang dilakukan terhadap luwak itu tidak dapat dimaafkan. Dengan demikian, ia meminta wisatawan untuk "menjauh" dari kopi luwak.

"Ada banyak hal yang bisa dinikmati dari kopi di Indonesia, tapi pengurungan, penderitaan, dan kesedihan yang dialami musang demi kopi luwak tidak termasuk di dalamnya," kata Baker.

"Wisatawan diperingatkan untuk menjauhlah dari kopi luwak," tegas Baker.

Lebih lanjut, Baker menyayangkan wisatawan yang dinilai tertarik untuk mencoba kopi luwak setelah mengetahui biji kopi luwak diperoleh dari kotoran luwak yang mengonsumsi biji kopi.

"Ada kesalahpahaman bahwa kopi luwak memiliki rasa yang unik dan hal ini yang sering dilakukan oleh para pelaku bisnis untuk menarik konsumen dan membenarkan harga produk mereka yang lebih tinggi," ujar Baker.

Menurut Baker, kopi luwak adalah salah satu kopi termahal di dunia. Ia menambahkan, kopi luwak bisa dibanderol seharga US$45 hingga US$600 atau sekitar Rp699 ribu hingga Rp9,3 juta per pon alias sekitar 453 gram (asumsi kurs Rp15.541/US$).

Kopi luwak adalah salah satu jenis kopi yang digandrungi oleh para pecinta kopi. Sebab, kopi yang bijinya diambil dari kotoran luwak ini dinilai memiliki cita rasa yang unik dengan kadar keasaman yang rendah.



Simak Video "Anjuran Kopi dan Teh Tak Dikonsumsi saat Sahur"
[Gambas:Video 20detik]
(odi/odi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat